Palopo- Pembukaan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-XIII di lapangan Pancasila Kota Palopo, Senin (9/9/2019). Acara yang berlangsung setelah pelaksanaan kirab keraton tersebut berlangsung meriah dengan penampilan tari kolosal yang menceritakan kisah turunnya Batara Guru ke bumi (ale lino). Dalam tari kolosan tersebut menampilkan Batara Guru dimunculkan dari balik rumpun bambu yang kemudian disusul turunnya hak warisan berupa bekal kehidupan termasuk istana disekitar kampung “Ussu” yang kala itu masih hutan rimba dimana dari tempat ini menjadi awal mula pemerintahan “Ware” setelah Batara Guru bertemu dengan istrinya bernama We NyiliQ Timo yang masih merupakan sepupunya dari kerajaan Laut ( Para Tiwi ). We Nyiliq Timo muncul di “Busa Empong” di perkirakan muncul di teluk “Ussu” waktu dipertemukan dengan Batara Guru.
Gubernur Sulawesi Selatan Prof.H.Nurdin Abdullah ketika membuka secara resmi menekankan bahwa pelaksanaan Festival Keraton Nusantara (FKN) dapat memberikan inspirasi bagi seluruh keraton, kerajaan, kesultanan dan kedatuan untuk senantiasa menjaga serta merawat semangat kebhinekaan demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun demikian, mantan Bupati Bantaeng dua periode tersebut mengingatkan agar keberadaan event tersebut bukan bertujuan untuk membangkitkan feodalisme melainkan sebagai wadah pelestarian budaya sebagai salah satu asset bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Selatan mengajak para raja, sultan dan datu agar mendukung upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai penyangga pangan dunia melalui cara pelestarian alam untuk menjaga kesinambungan pembangunan. Hal senada diutaraka oleh Sekjen FKIKN Dra.Gusti Raden Ayu Wandasari Koes Moertiyah yang mengatakan bahwa kesultaan, kerajaan, keraton dan kadipaten yang ada di Indonesia maupun bangsa yang serumpun dengan Indonesia sudah sepantasnya menjadikan ajang ini sebagai penguat kebersamaan untuk melestarikan budaya secara turun-temurun. Gusti Raden Ayu menambahkan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan telah dua kali menjadi tuan rumah FKN, yaitu di Kabupaten Gowa pada tahun 2008 dan kali ini di kota Palopo.
Acara yang bertemakan " Pelestarian Nilai budaya melalui sinergitas pemeritah dan keraton guna meningkatkan Kualitas industri pariwisata dan keraifan local “ tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting, diantaranya Mayjen TNI Surawahadi (Pangdam XIV Hasanuddin), Kol Inf. Edentius Teddy Danarto (Danrem 142/Ttg), H.M.Luthfi Andi Mutti (Anggota DPR RI/Opu Pabicara Kedatuan Luwu), Andi Arwien Azis S.STP ( Kepala BPKD SulSel ), kepala daerah se-Tana Luwu dan sejumlah kepala daerah dari peserta FKN, para raja/ratu/sultan dan pemangku adat se-nusantara, para pejabat lingkup pemkot Palopo, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat se Tana Luwu. ( Nurul Hikmah & Nabilah_Diskominfo Palopo )